Hasil temuan dan audiensi dengan berbagai tokoh termasuk keluarga keturunan Talaga yang tersebar di berbagai tempat di Jawa Barat serta barang-barang bersejarah yang tersimpan di Museum Talaga, Majalengka tidak bisa lepas dari sejarah Kerajaan Talaga di masa silam.
Kerajaan Talaga hingga saat ini belum dapat dipastikan letak keratonnya,berdiri dimana dan pertama kali dimana di bangunnya, masih belum jelas. Akan tetapi dari sebuah hikayat yang diperoleh penulis, kerajaan ini dibangun oleh Prabu Batara Gunung Picung putra Prabu Darma Rehe, saudara dekat Prabu Angga Larang yang mendirikan Kerajaan Pajajaran dan terkenal dengan nama Prabu Munding Sari.
Anda yang terlahir di abad ini tentu tidak akan mengenal Prabu Batara Gunung Picung,baik itu untuk mengabdi maupun hanya sekedar berguru kepandaian kepadanya. Tapi bila anda penasaran, berjalanlah sekitar 1 km ke arah selatan kota Talaga. Anda akan menjumpai sebuah bukit berbatu dengan nama Gunung Picung. Di gunung ini terdapat beberapa makam,diantaranya makam Prabu Batara Gunung Picung yang berputrakan Sunan Cungkilak.
Lalu Sunan Cungkilak berputrakan Sunan Benda dan bercucukan Sunan Ponggang Sang Romahyang . Selanjutnya penerus Kerajaan Talaga setelah Sunan Ponggang Sang Romahyang dipegang putranya bernama Prabu Darma Suci yang berputra Begawan Resi Garasiang dan Prabu Darma Suci 2 atau lebih dikenal Sunan Talaga Manggung.
Prabu Darma Suci 2 menampuk pimpinan kerajaan sekitar abad ke 13,karena kakaknya Begawan Garasiang lebih memilih menjadi seorang pandita daripada menjadi raja. Hingga saat ini di belahan selatan kota Majalengka, Jawa Barat di kaki Gunung Ciremai terdapat sebuah dusun bernama Dusun Garasiang Desa Giri Mulaya Kecamatan Banjaran.
Resi Garasiang dikaruniai seorang putri bernama Ratu Mayang Karuna. Ia menikah dengan putra tua Prabu Munding Sari yaitu Prabu Guru Gantangan atau dengan nama lain Prabu Mundingsari Ageung.
Dari hasil perkawinannya itu dikarunia seorang anak laki-laki, Raden Rangga Mantri atau lebih dikenal dengan sebutan Prabu Pucuk Umum Talaga.
Sementara Prabu Darma Suci 2, adik kandung Resi Garasiang berputrakan Raden Panglurah dan Nyi Mas Simbar Kancana, orang-orang kerajaan Galuh lebih senang menyebutnya Nyai mas Ratu Patuakan.
Di sekitar puncak Gunung Ciremai, tepatnya di kawasan Pegunungan Gegerhalang terdapat beberapa makam yang belum dikenal, namun di kawasan tersebut terkesan ada tanda - tanda bekas kehidupan di masa silam. Terutama di kawasan Gunung Pucuk antar lain terdapat nama Prabu Pucuk Umum. Wilayah ini berada di sebelah timur Situ Sangiang atau belahan selatan Gunung Ciremai perbatasan dengan wilayah Kabupaten Kuningan.
Terhadap situs ini, pemerintah belum melakukan pendataan apalagi peneletian. Padahal, sangat diperlukan untuk mengungkap tentang keberadaan Kerajaan Talaga yang merupakan leluhur warga Majalengka. Di samping itu, juga merupakan aset budaya negara yang perlu dibuka dan dilestarikan.
[Bersambung.....]